Menulis puisi cinta tema pernikahan adalah tantangan tersendiri. Menuangkan liku-liku perjalanan dengan pasangan dalam puisi cukup menarik. Bagi suami istri, menjalani kehidupan pernikahan ibarat berlabuh di samudera nan luas. Kadang langit cerah, awan bergumul indah, gelombang sedang, angin mengibarkan layar membentang. Di lain waktu, gelombang pasang, badai datang, hujan menyerang. Penuh tantangan bukan?
Lalu, bagaimana cara menuliskannya?
Sebenarnya mudah saja. Anda yang sudah memiliki pasangan tentu paham bagaimana kehidupan berumah tangga. Penuh warna-warni. Kadang pelangi, kadang abu hingga menghitam karena mendung tentu tak luput menyapa perjalanan pasangan usai akad nikah.
Nah, berbagai kisah itu bisa kita ingat, kita cermati. Tentu banyak yang meninggalkan kesan mendalam. Baik itu peristiwa gembira maupun sedih. Tulis saja dulu apa adanya. Tuangkan segala perasaan usai perenungan. Bukan soal baik atau buruk, sesuatu yang lahir dari hati itu seperti hidup. Itulah hakikat puisi. Setelah tertulis semua, baru kita gunakan metode terbaik untuk puisi kita.
Contoh Puisi Cinta

Cinta Yang Agung
(Untuk Suami Tercinta)
Yayuk Widaningsih
Kucoba mencakar senyap
menggali lubang-lubang rayap
Demi loloskan setiap debar,
yang nyaris henti harap
Kau masih menikam lidah
Kata terlihat semacam sampah
Bagi pikiranmu yang lelah
Di hadapmu, tatapku nyaris menyerah
Lalu pada secangkir kopi kusuguhkan
Sesap demi sesap ketulusan
Aroma rindu menyentuh dadamu segera
Meneguknya lekas tanpa suara
Aku menunduk memintal resah
Sorot tatapmu berhasil menangkup jiwaku
dan bibirmu segera meringkas cemas
Cara manis memungkasi batinku yang terpapas
Lantas, kepalamu rebah
Jiwamu tengadah bagi setiap kata
Yang meluncur dari remeh temeh sehari-hari
Berbalas senyum paling mentari
Aku mencari isyarat tuntasnya jawaban
Di genggammu kesetiaan
Doa tulus kalam Tuhan
Kekasih, rupanya seberat ini cinta kau amanahkan
Seputih mahar usai akad berlangsung
Tertatih kita kadang terhuyung,
Kekasih, sering pula aku tersandung
Bersabarlah untuk cinta Sang Maha Agung
baca juga : cara membuat puisi
Penutup
Puisi di atas menggambarkan kehidupan pasangan suami istri. Anda dapat dengan mudah menangkap maknanya. Bahwa kehidupan berumah tangga itu berliku, tak luput dari masalah. Namun diperlukan komunikasi untuk menyelesaikannya. Dan seberat apapun, cinta suami istri adalah sesuatu yang putih dan sakral karena perjanjian itu atas nama Tuhan. Maka, kehidupan cinta keduanya mestinya senantiasa menuju cinta yang Maha Agung.
Bagaimana, Kawan? Tertarik untuk mencoba menuliskan kisah dalam puisi? Tunggu apa lagi!
Comment